W. I. B. I. (Sebuah Dasanama)

by 05.31 0 komentar
Halo Abuk! maaf adek masih suka main.
Hari ini Bapak-Ibu masih mengkhawatirkan aku Cho. Kelak ada masa ketika seorang asing datang dan membuatku akan mengkhawatirkannya jika belum menemuinya di rumah. Jika telah lahir, maka akan bertambah orang yang harus aku khawatirkan lagi. Mereka akan memanggilku “Wibi”
---

Sekarang adalah masa-masa yang menyenangkan Cho! Karena belum ada yang harus ku khawatirkan dulu melainkan diriku sendiri. Ah selfish time! Bapak-ibu lah yang selalu menunggu dan siap marah jika aku pulang malam. Maaf pak, maaf bu.. sekarang anakmu ini belum ada di posisi itu. Ada masanya nanti keduanya akan mengatakan dalam hati mereka, “rasakan kau nak, sekarang kau tau bagaimana kami dulu mengurusmu”


Betapa seorang ibu tidak akan memiliki  lagi waktu untuk dirinya sendiri. Dia akan memiliki banyak kekahawatiran untuk suami dan anak-anaknya. No selfish time! Tidak ada waktu baginnya hanya sekedar ongkang-ongkang kaki dan memanjakan diri, mempercantik diri. Perempuan yang telah memiliki tanggung jawab lebih, maka akan kehilangan waktunya untuk sekedar memikirkan dirinya. Sehingga aku baru paham, kenapa setelah diminta orang, perempuan cenderung berubah menjadi orang yang sangat luar biasa sederhana.

Waktu yang tepat untuk banyak main, bukan main-main. Hingga nanti akhirnya harus berkata, "Cukup untuk diriku"


Ketika seorang perempuan telah meng”iya”kan permintaan laki-laki untuk menemani hidupnya, hidup mereka bukan hanya untuk mereka berdua saja. Karena sudah memutuskan untuk hidup bersama, maka kehidupan mereka akan saling terhubung. Kehidupan mereka juga akan terhubung dengan kehidupan yang lain. Tanggungjawab datang satu persatu sebagai konsekuensi untuk menaggung satu sama lain. Tidak ada lagi waktuku, melainkan waktu kita. Bukan sekedar memenuhi rasa ingin bersama, ini artinya menerima tanggungjawab. Tanggungjawab terhadap jiwa yang membersamai, dan tanggungjawab terhadap Tuhan saat keduanya dititipkan “Jiwa”, merekalah anak-anak yang akan menuntut tanggungjawab keduanya. Seorang anak tidak pernah bisa memilih untuk lahir dari rahim siapa. Mereka butuh kasih sayang untuk tumbuh menjadi manusia..


Hah itu lah Cho, kenapa saat dua orang akan memutuskan hidup bersama dibutuhkan suatu ikatan. Karena kebersamaan tadi tidak seolah-olah sekedar melampiaskan keinginan keduanya. Kehidupan akan saling terhubung, maka dibutuhkan tanggungjawab. Sebuah ikatan dibutuhkan agar keduanya tidak lepas dari tanggungjawab tersebut.


Apakah kau memperhatikan Cho? Anak-anak yang lahir dari orang tua dalam suatu ikatan yang tidak sah. Anak-anak yang lahir dari orang tua tanpa iktan membutuhkan kasih sayang lebih. Sehingga banyak dari mereka yang bandel, meminta perhatian lebih untuk mendapatkan kasih sayang. Mereka lahir dari ketidaksadaran orang tuanya. Mereka dipelihara dalam rahim yang tidak mengharapkan kehadiran mereka. Saat lahir, anak-anak tersebut tidak mendapatkan perhatian yang cukup karena bapak-ibu mereka masih belum siap memikirkan orang lain. Ibunya masih terlalu muda, ingin mencari banyak pelajaran sebanyak-banyaknya untuk dirinya. Belum bisa memikirkan orang lain, ibu mereka masih membutuhkan waktu bermain dengan kawan-kawannya. Sehingga anak-anak mereka mencari perhatian orang lain untuk mendapatkan kasih sayang. Betapa malang.. bagaimanapun jiwa-jiwa yang lahir adalah suci. Tidak ada satupun anak haram, melainkan hubungan orang tua mereka yang haram. Mereka adalah anak-anak manusia, maka harus dibesarkan dengan cara manusia. Namun ada beberapa orang muda yang rasa ingin bersamanya begitu besar dan mengabaikan tanggungjawab tersebut.


Siapkah menjadi seorang ibu? Hhahaha aku main-main Cho, sekarag adalah waktu yang tepat untuk belajar sepuas-puasnya, main sepuas-puasnya, berkawan dengan siapa saja dan menjelajahi tanah air dan udara untuk mendapatkan pengalaman sebanyak-banyaknya. Kerena suatu hari nanti kelak aku akan dibebani masa petualangan yang lebih besar tantangannya. Menjadi seorang ibu. Aku ingin memuaskan diriku dengan limpahan ilmu dan pengalaman Cho. Dan pada waktunya aku akan mengatakan, “Cukup untuk diriku”. Sekarang adalah waktu untuk diriku, memenuhi bekal untuk petualnagan yang lebih besar lagi dengan rasa khawatir yang lebih besar. Kelak aku akan mengkhawatirkanmu, nak. Karena Wibi harus memiliki kepandaian yang cukup untuk membesarkanmu.. Hihi.



Ingin dipanggil apa oleh anak-anakmu nanti? Ibu, biyung, mamah, mamak, emak, simbok, mimi, mami, umi, bunda, ibunda? Wibi merupakan salah satu dasanama dari “Ibu”. Dalam bahasa Jawa, sebuah kata memiliki 10 nama lain untuk keperluan penamaan yang kaya akan filosofis. Kumpulan 10 nama tersebut disebut dasanama

gudang kata choco renji

Developer

Cras justo odio, dapibus ac facilisis in, egestas eget quam. Curabitur blandit tempus porttitor. Vivamus sagittis lacus vel augue laoreet rutrum faucibus dolor auctor.

0 komentar:

Posting Komentar