Halo Abuk! maaf adek masih suka main. |
Hari ini Bapak-Ibu masih
mengkhawatirkan aku Cho. Kelak ada masa ketika seorang asing datang dan
membuatku akan mengkhawatirkannya jika belum menemuinya di rumah. Jika telah
lahir, maka akan bertambah orang yang harus aku khawatirkan lagi. Mereka akan
memanggilku “Wibi”
---
Sekarang adalah masa-masa yang
menyenangkan Cho! Karena belum ada yang harus ku khawatirkan dulu melainkan
diriku sendiri. Ah selfish time! Bapak-ibu lah yang selalu menunggu dan siap
marah jika aku pulang malam. Maaf pak, maaf bu.. sekarang anakmu ini belum ada
di posisi itu. Ada masanya nanti keduanya akan mengatakan dalam hati mereka,
“rasakan kau nak, sekarang kau tau bagaimana kami dulu mengurusmu”
Betapa seorang ibu tidak akan
memiliki lagi waktu untuk dirinya
sendiri. Dia akan memiliki banyak kekahawatiran untuk suami dan anak-anaknya.
No selfish time! Tidak ada waktu baginnya hanya sekedar ongkang-ongkang kaki
dan memanjakan diri, mempercantik diri. Perempuan yang telah memiliki tanggung
jawab lebih, maka akan kehilangan waktunya untuk sekedar memikirkan dirinya.
Sehingga aku baru paham, kenapa setelah diminta orang, perempuan cenderung
berubah menjadi orang yang sangat luar biasa sederhana.
Waktu yang tepat untuk banyak main, bukan main-main. Hingga nanti akhirnya harus berkata, "Cukup untuk diriku" |
Ketika seorang perempuan telah
meng”iya”kan permintaan laki-laki untuk menemani hidupnya, hidup mereka bukan
hanya untuk mereka berdua saja. Karena sudah memutuskan untuk hidup bersama,
maka kehidupan mereka akan saling terhubung. Kehidupan mereka juga akan
terhubung dengan kehidupan yang lain. Tanggungjawab datang satu persatu sebagai
konsekuensi untuk menaggung satu sama lain. Tidak ada lagi waktuku, melainkan
waktu kita. Bukan sekedar memenuhi rasa ingin bersama, ini artinya menerima
tanggungjawab. Tanggungjawab terhadap jiwa yang membersamai, dan tanggungjawab
terhadap Tuhan saat keduanya dititipkan “Jiwa”, merekalah anak-anak yang akan
menuntut tanggungjawab keduanya. Seorang anak tidak pernah bisa memilih untuk
lahir dari rahim siapa. Mereka butuh kasih sayang untuk tumbuh menjadi manusia..
Hah itu lah Cho, kenapa saat dua
orang akan memutuskan hidup bersama dibutuhkan suatu ikatan. Karena kebersamaan
tadi tidak seolah-olah sekedar melampiaskan keinginan keduanya. Kehidupan akan
saling terhubung, maka dibutuhkan tanggungjawab. Sebuah ikatan dibutuhkan agar
keduanya tidak lepas dari tanggungjawab tersebut.
Apakah kau memperhatikan Cho?
Anak-anak yang lahir dari orang tua dalam suatu ikatan yang tidak sah.
Anak-anak yang lahir dari orang tua tanpa iktan membutuhkan kasih sayang lebih.
Sehingga banyak dari mereka yang bandel, meminta perhatian lebih untuk
mendapatkan kasih sayang. Mereka lahir dari ketidaksadaran orang tuanya. Mereka
dipelihara dalam rahim yang tidak mengharapkan kehadiran mereka. Saat lahir,
anak-anak tersebut tidak mendapatkan perhatian yang cukup karena bapak-ibu
mereka masih belum siap memikirkan orang lain. Ibunya masih terlalu muda, ingin
mencari banyak pelajaran sebanyak-banyaknya untuk dirinya. Belum bisa
memikirkan orang lain, ibu mereka masih membutuhkan waktu bermain dengan
kawan-kawannya. Sehingga anak-anak mereka mencari perhatian orang lain untuk
mendapatkan kasih sayang. Betapa malang.. bagaimanapun jiwa-jiwa yang lahir
adalah suci. Tidak ada satupun anak haram, melainkan hubungan orang tua mereka
yang haram. Mereka adalah anak-anak manusia, maka harus dibesarkan dengan cara
manusia. Namun ada beberapa orang muda yang rasa ingin bersamanya begitu besar
dan mengabaikan tanggungjawab tersebut.
Siapkah menjadi seorang ibu?
Hhahaha aku main-main Cho, sekarag adalah waktu yang tepat untuk belajar
sepuas-puasnya, main sepuas-puasnya, berkawan dengan siapa saja dan menjelajahi
tanah air dan udara untuk mendapatkan pengalaman sebanyak-banyaknya. Kerena
suatu hari nanti kelak aku akan dibebani masa petualangan yang lebih besar
tantangannya. Menjadi seorang ibu. Aku ingin memuaskan diriku dengan limpahan
ilmu dan pengalaman Cho. Dan pada waktunya aku akan mengatakan, “Cukup untuk
diriku”. Sekarang adalah waktu untuk diriku, memenuhi bekal untuk petualnagan
yang lebih besar lagi dengan rasa khawatir yang lebih besar. Kelak aku akan
mengkhawatirkanmu, nak. Karena Wibi harus memiliki kepandaian yang cukup untuk
membesarkanmu.. Hihi.
Ingin dipanggil apa oleh
anak-anakmu nanti? Ibu, biyung, mamah, mamak, emak, simbok, mimi, mami, umi, bunda,
ibunda? Wibi merupakan salah satu dasanama dari “Ibu”. Dalam bahasa Jawa, sebuah kata memiliki 10 nama lain untuk keperluan penamaan yang kaya akan filosofis. Kumpulan 10 nama tersebut disebut
dasanama.
0 komentar:
Posting Komentar