Ini gambar spontan yang ku gambar di papan tulis kamar pas bangun tidur Cho.. kalau ditanya siapa, aku juga ndak tau |
Hai Cho! Terlalau banyak aku menulis mengenai makhluk kuat
yang diciptakan Allah ini, ya Laki-laki. Ehm, jangan ada prasangka apapun dulu
sebelum membaca paragraf-paragraf selanjutnya Cho. Pandang saja aku ini anak
yang baru belajar memahami.
Dulu saat kecil aku memiliki cita-cita dengan tamanku untuk
menjadi laki-laki, huh.. itu benar-benar hal yang tidak masuk akal bukan? Kami
kumpulan anak-anak tomboy. Setiap
harinya kami selalu bermain basket dan temanku selalu membawa sepatu roda untuk
kami bermain bersama. Dulu aku memandang menjadi anak laki-laki itu sangat
menyenangkan. Bisa terus menggunakan celana, memanjat pohon sesukanya, dan
mainan anak laki-laki itu banyak yang sangat seruuuuu! Tapi setalah itu kami bertaubat
karena diperingati oleh orang tua kami, “Hush! Nggak boleh bilang gitu! Itu
namanya nggak bersyukur, kalian durhaka sama Allah karena menolak takdir” dan
jika diantara kami ditanya, “Kamu laki-laki apa parempuan sih?” pasti kami akan
menangis, Hihihi.. ingin jadi anak laki-laki tapi kalau dikira anak laki-laki
pasti kami menangis.
Cho, setelah beranjak dari fase anak-anak, aku sudah sadar
seutuhnya bahwa kehidupan seorang laki-laki tidaklah semudah yang kukira dulu..
menyenangkan, tidak. Mereka diciptakan untuk menjadi manusia yang kuat dan
tegas. Dunia akan menuntut mereka menjadi pribadi yang tahan akan kerasnya
takdir: menjadi seorang imam.
Ada pengalaman lucu yang ku dapat dari seorang Ramond Y. Tungka.
Taukah? Dia seorang pemain film di Catatan
Akhir Sekolah dan Ekskul. Penampilannya kini semakin acak-acakan setelah
memandu acara 100 hari keliling Indonesia untuk Kompas TV. Aku kagum terhadap
orang ini. Seorang Ramon Y. Tungka adalah sosok laki-laki yang benar-benar
tidak bisa dihakimi sikapnya berdasarkan penampilannya. Kalau aku boleh beri
nama Cho, dia itu brandal sholeh.. hhehe. Saat, kelahiran anak pertamanya, ada
doa yang jarang sekali ku dengar dari para bapak-bapak baru lainnya:
“InsyaAllah.. kalau Allah memberkahi anak saya, semoga anak saya ini benar-benar menjadi laki-laki.. Laki-laki yang sholeh, yang pintar mengaji”
“InsyaAllah.. kalau Allah memberkahi anak saya, semoga anak saya ini benar-benar menjadi laki-laki.. Laki-laki yang sholeh, yang pintar mengaji”
Cho, aku juga mau menceritakan padamu mengenai sikap temanku
yang menurutku itu sebuah sikap yang bertanggung jawab sekali sebagai
laki-laki. Yang aku ketahui, temanku ini menyimpan rasa ke seorang perempuan
dan benar.. perasaannya terbalas. Perempuan yang ia kagumi juga sama halnya
memiliki rasa yang sama. Tapi, kawanku ini sangat rapi dalam menyimpan peresaan
kagumnya dari si perempuan. Dia bisa bersikap biasa saja kepada si perempuan
saat bertemu. Aku mengetahui Cho kalau mereka berdua saling memiliki rasa yang
sama. Tetapi, sekarang aku punya tugas yang lebih berat untuk tidak saling
memberatkan perasaan mereka. Aku harus menyembunyikan apa yang aku ketahui dari
perempuan yang ia kagumi. Padahal aku juga mengetahui kalau si perempuan tadi
juga menyimpan rasa yang sama. Posisi yang susah bukan? Dan ketahui lah Cho,
apa penjelasannya mengenai sikapnya:
“Kalau aku ngasih tau dia omoganku (mengenai peresaanku ke
dia) kan harus ada pertanggungjawabannya. Kalau dia tau terus aku harus gimana?
Sementara saat ini aku masih belum bisa bertindak lebih jauh. Cuma bisa
mengaguminya dalam hati. Aku nggak kenal pacaran. Aku belum pernah sms-an atau
chat-chat hal nggak penting atau sekedar ngasih perhatian lebih ke dia. Kalau
emang jodoh pasti ada jalan. Menurutmu gimana? Kalau kamu jadi aku gimana?”
Itu pertanyaan yang sulit Cho, “kalau kamu jadi aku gimana?”
yah pasti aku jawab hal sama juga Cho.. pastinya. Hal yang paling berat saat
mengagumi seseorang adalah rasa ingin terus bersama. Tapi temanku bisa
membuktikanya Cho, bukti kalau mereka bertanggungjawab terhadap perasaan
mereka. Saling mengagumi bukan berarti harus terus bersama. Aku hanya berdo’a
semoga mereka dipertemukan diwaktu yang tepat, karena tidak ada yang pernah
tahu apa rencana Allah untuk mereka.
Di luar sana Cho, pasti ada lebih banyak lagi laki-laki yang
baik dan bertanggungjawab seperti temanku. Semoga lebih banyak. Orang-orang
sepert itu bukan keluar dari lingkungan yang memanjakan mereka.
0 komentar:
Posting Komentar